The Day I Lost You

the day i lost you

Judul : The Day I Lost You
Created by : Muhamad Yusril

"Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tempat, waktu, dan tokoh, itu merupakan hal tidak di sengaja"

Hari libur akhir semester hampir selsesai, hanya tinggal beberapa hari lagi semua murid sekolah kembali berangkat. Sama halnya seperti yang lain Yusril juga bersiap siap untuk mendaftar ke Sekolah Menengah Atas, menyiapkan segala jenis persyaratan yang di minta oleh pihak sekolah tersebut untuk mendaftar di sekolah itu.

Tibalah hari pendaftaran, banyak sekali yang mendaftar di sekolah tersebut, karena sekolah itu jiga merupakan sekolah favorit.

Para siswa baru pun di bawa ke ruangan pendaftaran, karena jumlah pendaftar yang tak sedikit ruangan pun di bagi 3 ruangan.
Usai mendaftar, mereka di bawa ke ruang Aula untuk pengenalan lingkungan sekolah, mereka di beritahu oleh para guru sekolah tersebut tentang Tata Tertib, Eskul, dan sebagainya.

Setelah acara tersebut selesai kami di persilahkan untuk pulang. Semua siswa baru pun beranjak meninggalkan sekolah. Termasuk Yusril.

Hari berikutnya adalah hari pengumuman, setelah semua siswa baru telah dianggap lulus pendaftaran, merekapun di bawa kembali ke Aula. Dan para panitia yang terdiri dari Anggota OSIS, memerintahkan kami untuk membuat regu yang terdiri maximal 8 Orang.

"Waduhh, mana saya kenal sama yang lain kalo begini?" pikir yusril saat mendengar bahwa semua murid harus membuat regu.
Karena Yusril merupakan orang baru di lingkungan tempat sekolah berada dan juga berasal dari jauh dari sekolah ini, maklum saja kalo yusril tidak begitu kenal dengan siswa lain.

Semua murid sudah membuat regu, dan yusril malah belum membuat regu. Tengok sana sini semua sudah pada beregu, namun ternyata ada satu siswi yang kelihatannya belum memiliki regu.

Yusril pun langsung mendekati siswi itu.

"Hei,"
"O.. Oh iya.?"
"Kau.... sudah punya regu.?"
"Hmm... Belum."
"Anuu.. Bagaimana kalo kita buat regu berdua?"
"Hanya berdua.?"
"Yah mau bagaimana lagi, sisanya tinggal kita berdua."
"Ya baiklah, itu..."
"Ohiya, saya Yusril, kamu?"
"Putri, "
"Oke putri, mulai sekarang kita beregu.? Yosh... mohon kerjasamanya"
"Oke, saya mengandalkanmu " (Senyum tipis).

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Apakah semua sudah membuat Tim.?" ujar panitia dari depan kami.
"Sudahh..." Seru dari kami semua siswa baru.

Mulai hari itu, seseorang yang pertama yusril kenali waktu pertama kali bersekolah yaitu Putri. Meskipun mereka berdua tidak sekelas, terkadang kami bertemu kala istirahat atau pun ketika berkunjung ke perpustakaan.

Karena kami tidak satu kelas, dia kelas 1 A dan yusril kelas 1 C. Sehingga mereka jarang bertatap muka.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dua minggu berlalu menjalani hari hari di sekolah, kegiatan di klub pun mulai di buka.
Saat pendaftaran yusril memlih bergabung dengan klub Karya Sastra, tempat dimana para siswa yang hobi menggambar, menulis berkumpul di klub tersebut, memang klub tersebut hanya beranggotakan sedikit. Dibandingkan klub Sepakbloa, Basket, dan musik yang memiliki banyak anggota.

Usai bel pulang berbunyi pada jam 14.00 kegiatan klub pun dimulai, berjalan melewati lorong sekolah dan yusril pun masuk ke ruang tersebut, Ruang Klub Karya Sastra. Ketika yusril masuk ke dalam hanya terdapat 5 anggota yang terdiri dari Clariss, Mike, Simi, John, dan Ayla. Mereka semua merupakan kakak kelas saya kelas 2.

"Hai semua." Salam yusril ketika bertemu mereka.
"Oh, Selamat datang"

Keramahan mereka terhadap anggota baru seperti yusril, dan terlintas dalam pikiran yusril "Kenapa saya sendiri ya yang kelas 1.?" tapi tak apalah.

"Hei, katanya ada tiga anggota yang ikut klub ini, tapi kok cuma satu.?" tanya Ayla kepada Claris si Ketua Klub.
"Iya, ya... Hnmm kamu kesinj sendirian.?" Claris bertanya kepadaku.
"Kurasa begitu, karena saya tidak---"

**Klikk... Krriiiiieee.........

Pintu yang tepat berada di belakang yusril terbuka, dan ternyata dia Hanif, kelas 1 B.

"Nahh itu satu datang lagi, berarti masih satu lagi.." Gumam Ayla.
"Yaass salam kenal semua.." Sapa hanif ke seluruh anggota.
"Maaf saya terlambat---"
"Ahh lengkap sudah anggota barunya." Ujar Mike saat anggota terkahir muncul.
"Ehh... Puu.. Putri.?" Kaget Yusril saat menengok ketika melihatnya bergaabung kedalam klub ini.
"Yusril, Wahh kita satu klub lagi" Saut putri saat menyadari keberadaan yusril di klub.
"Yossh karena semua sudah berkumpul, kita mulai kegiatan ini dengan hati yang tentram, dan buat kalian yang baru semoga betah berada di klub ini." Ujar Claris kepada seluruh anggota.

Claris pun mulai memperkenalkan para anggota terdahulu di lanjut dengan mereka bertiga pun memperkenalkan diri ke anggota kakak kelas.

Yusril masih tidak habis pikir, " kenapa dia masuk ke klub ini.?" dan setelah kegiatan awal di klub yaitu dengan membersihkan seluruh ruangan, dan dengan keramahan kakak kelas, membuat anggotanya betah dengan klub ini. Tidak seperti yang yusril bayangkan sebelumnya, karena dia hobi membaca komik, artikel dimana tersurat kekejaman kakak kelas terhadap adik kelasnya yang menjajah seolah mereka bagaikan penguasa kejam.

Setelah itu mereka pun pulang, waktu sudah menunjukan jam 17.00, dan ternyata hanif sudah di jemput supirnya yang bekerja pada ayah hanif, maklum saja, karena hanif merupakan anak dari seorang pengusaha lele yang kaya.

Waktu sedang mengambil sepatu dari rak, terdengar suara langkah kaki,

"Eh putri, belum pulang.? Perasaan tadi sudah pulang.?" tanya yusril.
"Ada barang yang ketinggalan tadi di kelas." jawab putri.
"Ohh.. Pulang bareng yuk.!" ajak yusril kepada putri,
"Hayukk.." putri pun menerima ajakan yusril.
Karena tempat rumah mereka satu arah jadi ya kami pulang bareng. Di jalan mereka bercengkrama ngborol ini itu.
"Ohiya put, kamu kok ikut klub Karya Sastra.?"
"Iya, pengen aja."
"Hmm kenapa gak milih klub lain.? temen temen mu banyak memilih klub yang ramai, kamu kok enggak.?"
"Gimana ya, saya rasa di klub Karya Sastra, saya bisa menemukan hal hal yang menarik."
"Oh begitu rupanya."
"Kalo kamu yus.? Kenapa milih klub tersebut.?"
"Entahlah, Kurasa sama denganmu, dan juga saya ingin berkarya."
"Wahh alasan yang menarik tuh,"
"Yah begitulahh.."

Tak terasa karena ke asikan mengobrol mereka sudah sampai di perempatan jalan.
"Oke Yusril, sampai jumpa.!"
"Sampai juga, sampai ketemu besok."
"Heheee"

Mereka pun berpisah dan mulai menuju kerumahnya masing masing.

Keesokan harinya, Sama seperti hal biasanya Yusril pergi berangkat ke sekolah sendirian, dia pun masuk ke dalam kelas dan mulai belajar di kelas.

••Krrinng...

Bel istirahat pun berbunyi, yusril memilih untuk tidak keluar kelas untuk istirahat melainkan hanya duduk di kelas.

Selang berapa waktu, muncul seorang teman yusril yang datang datang dari kantin dengan membawa makanan hasil buruannya di kantin.

"Oh tadi kamu tidak keluar ya yus.?"
"Ahh enggak, lagi males keluar."
"Ohiya, nih. Mayann lah buat ngeganjel perut." nemberikan yusril roti yang tadi dia beli di kantin.
"Oh makasih, Shu san."

Shu san adalah teman sekelas dari yusril, usai beberapa bulan bersekolah di sini, dia juga cukup populer karena meskipun dia laki laki, dia memiliki wajah yang cantik sehingga teman temannya memanggilnya 'Susan'.
Karena dia merupakan ras china sehingga memiliki yang nama yang bisa di buat jadi laki laki atau perempuan. Shu san.

••Krururururu.....

Suara keramaian di lapangan sekolah, entah apa yang terjadi sehingga membuat seluruh murid yang ada di sekitar lapangan berteriak.
Yusrilpun beranjak dari bangku, dan melihat keluar dari jendela yang di ikuti oleh teman temannya yang lain.

"Ehh....??" Yusril terheran heran.

Ternyata sumber ramai tersebut yaitu ada kasus penembakan dari kakak kelas ke adik kelasnya.

"Luar biasa sekali ini sekolah, dia menembak gadis di tengah lapangan dan di tonton oleh puluhan pasang mata. Hebatt." ujar yusril di dalam hatinya.

Dan rupanya yang menembak adalah Glen, siswa kelas 3, dia memang cukup populer di kalangan para siswi di sekolah, dan korbannya adalah Reni, kelas 2, Gadis yang bisa di bilang bunganya SMA ini, yang merupakan juara acara fashion show yang di adakan di SMA ini tahun lalu.

"Heiii Reni Sang Ratu ku, hari ini ku utarakan rasa cintaku padamu, maukah engkau menjadi pendamping hidupku.?" Gombal sang glen kala itu.

Yusril masih memperhatikan adegan tersebut bersama teman teman kelasnya.

"Hmm, ohiya aku punya temen, sebelumnya dia sudah mengawasimu sejak awal, dan dia juga melihat mu membeli sebuah buku "Cinta satu jenis",." Ujar Reni.

"Dan juga, aku juga pernah melihatmu ketika kamu pulang dari gym, kamu pulang bareng teman cowokmu bergandengan tangan dengan mesra dan saling senyum." Lanjut reni sambil membaca sebuah kertas yang diberikan oleh temannya.

"Heh.?" Glen bingung di campur rasa panik.

Para siswi yang tadi bersorak di dekat glen pun mulai menjaga jarak.
"Hehh kalian salah..." glen mencoba menjelaskan ke teman temannya di lapangan yang sedang menyaksikan.
"Jadi, maaf saya lebih baik tidak menerimamu." Renipun langsung pergi dengan temannya meninggalkan lapangan.

Glen tertunduk menahan malu dengan apa yang disampaikan reni tadi.

Dan semuanya kambali seperti semula. Dengan glen yang masih mencoba menjelaskan ke teman temannya, tak lama hari sudah sore. Bel oulang pun berbunyi, karena tidak ada kegiatan eskul, yusril pun pulang sendirian.

Selama dia berjalan menuju rumahnya, dia mendengar jeritan gadis tak jauh dari tempat yusril berpijak.

"Aaaahhh.... Lepaskann..!!"
"Hahaha,,, mau kemana kau bidadariku.? Jadilah pacarku, ayolah--"

••Bugghh.!!!

Yusril datang dan langsung memukul si cowok tersebut yang ternyata glen yang sedabg memaksa reni untuk bersamanya karena tadi di sekolah di di tolak.

Reni pun langsung berlindung di balik tubuhnya yusril dengan perasaan cemas.

"Ehh, siapa kau.? Berani sekali." tanya glen terhadap yusril.
"Yusril, murid kelas 1C."
"Ohh anak kelas satu rupanya, berani beraninya kau sama saya.? Kau tahu siapa saya.?"
"Iya, kau glen, murid kelas 3 yang di tolak Dia karena kau suka baca buku 'Cinta satu jenis' ."
"Cihh, kauu..!!!" glen mengepalkan tangannya dan akan memukul yusril dengan keras.

Dengan tenang yusril langsung menangkap pukulan itu, dan mengunci tangannya, dan mendorongnya. Glen pun merasa keasakitan di tangannya.

"Saya disini bukan untuk bertarung, pulanglah dan jangan ganggu dia lagi."
Dan kemudian dia pergi tanpa sepatah dua oatah kata.
"Wahh hebat kamu ya," saut Reni.
"Ahh gak juga."
"Hmm btw makasih ya sudah menolong saya, Ohiya kamu...?"
"Yusril, Kelas 1C."
"Ah iya, Saya Reni. Kamu pulang lewat jalan ini.?"
"Iya, sama seperti biasannya."
"Yuk, kita pulang bareng, kebetulan saya juga searah."

Reni langsung menggandeng tangan yusril dan mengajaknya pulang bareng.
Mereka saling berbicara sepanjang jalan, hingga tak lama kemudian..

"Ahh sampai juga, "
"Oh ini rumahmu ren.?"
"Iya, Kalo rumahmu.?"
"di depan masih 1 blok lagi."
"Wahh gak jauh ya ternyata, masuk dulu yuk."
"Ahh makasih, tapi besok besok saja lah."
"Gakk apa, saya memaksa."
"Yaudah deh kalo di paksa."

Mereka pun masuk kerumah, suasana rumah yang tenang karena hari sudah sore.

"Duduk aja dulu, saya mau ganti baju dulu."
"Oh oke,"
Yusril duduk di ruang tamu, terheran heran dengan rumahnya si reni. Rapi dan bersih.
"Hei.!" Kejut reni dari belakang yusril.
"Ehh.?"
"Haha kaget ya."
"Gak juga, tadi cuma reflek."
"Helehh.."
"Ngomong ngomong, kamu bukan orang asli daerah sini ya.? Gak pernah liat soalnya."
"Iya, saya dari daerah tetangga."

Mereka mengobrol hingga tak terasa waktu sudah mulai gelap.

"Yaudah ren, saya pulang dulu."
"Oh iya, makasih sudah nemenin saya di rumah."
"Nemenin.? Emang kamu disini sendiri.?"
"Iya, Orang tua saya sedang ke luar negri."
"Oh gitu."
"Kapan kapan mampir sini lagi ya.. Nanti aku kasih sesuatu deh."
"Hmm Oke, nanti saya akan mampir lagi. Yosh saya pulang dulu."
"Iyaa,, hati hati di jalan."

Dan begitulah kehidupan sekolah yusril di SMA, setiap hari dia memiliki teman teman baru, hingga tak terasa yusril sudah kelas 3, dan sebentar lagi akan lulus dan selama tiga tahun dia terus menahan rasa yang sudah ada dari dulu.

••Kriinnggg....

"Hoaamm..."

Hari hari yusril kembali lagi, sama seperti biasa di berangkat ke sekolah. Dan menjalani aktivitas seperti biasa.

Dia pun berangkat dari rumah, menunu ke sekolah dan terdengar suara dari jauh.

"Yuusrriiiilllll...!!!!!!"
"Huh.?"
"Hah haah haaaaah, Pagi yusril." nafas terengah engah.
"Pa pagi, pagi juga putri. Kenapa .?"
"Gak, gak ada. Heee... Yuk berangkat..!"

Mereka berdua sangat akrab, berdua berjalan menuju ke sekolah.

"Oh iya yusril, setelah lulus nanti kamu mau kemana.?"
"Kurasa akan lanjut, Ke perguruan tinggi."
"Wahh pasti menyenangkan itu."
"Hehee semoga saja, kalo kamu.?"
"Kurasa aku akan lanjut, dan mungkin aku juga akan jarang kesini."
"Maksudnya.?"
"Yaa, aku akan kuliah di luar negri, dan ketika pulang saya gak kesini, tahu kan saya bukan orang asli sini, kayak kamu."

Langkah yusril terhenti ketika mendengar itu.

"Ohh, saya juga paling akan jarang kesini. "
"Hehee, Ayuk nanti telat kita.."
"Yokk."

"Kurasa tidak salahnya ku mencoba, dari pada nanti menyesal." kata yusril di dalam hatinya.
"Eh, putri."
"Iya,"
"Eeee... Gak jadi deh.."
"Hehh ada apa.? penting kah.?"
"Enggak, enggak apa."
"Huuuh."

Tak disangaka, ternyata yusril memiliki rasa terhadap putri namun dia belum berani mengungkapkan di depannya. Galau bimbang bercampur aduk. Hingga tibalah hari perpisahan.
Semua murid saling mengabadikan momen langka ini, momen ketika mereka akan berpisah dan akan jarang bertemu.

••Dug.!

"Yus.!" Hanif menepuk bahu yusril.
"Eh, apaan .?"
"Jangan sedih gitu lah, saya tahu apa yang sedang kau rasakan, memang suatu saat nanti mungkin kita akan jarang bertemu, tapi ingatlah, bahwa kita semua pernah bersama."
"Bener tuh yus. Jangan lupakan kita, oke.?" Lanjut shu san.
"Keliatannya, kamu ada beban.?" tanya shu san.
"Ee iya,"
"Tak apa, meskipun akan menyakitkan, tetaplah untuk mengungkapkan walau itu sakit." ujar shu san.
"Tapi.."
"Berjunganlah, saya percaya padamu."
"Baiklahhh,,"

Yusril pun mmulai beranjak dari tempat duduk dan nencari putri, bertanya kepada teman dekatnya putri.
"Putri dimana.?"
"Ohh putri sudah pulang, soalnya dia mau berangkat hari ini."
"Berangkat.?"
"Iya, kenapa.?"
"Cih,"

Yusril langsung meninggalkan tempat dan dia berlari menuju rumahnya putri, tapi keadaan rumah sudah sepi, tak ada orang di sana,

"Jangan jangan...."
Yusril berlari sekuat tenaga, di jalan kota,

"Kumohon...."

"Kumohoonn..."

"Jangann..."

"Jangan pergi dulu."

Dan tibalah yusril di stasiun kereta, dia mencari keberadaan putri di dalam. Namun dia tidak melihatnya.

Dia terus mencari,

Terus mencari,

Hingga di melihat sebuah topi berwarna merah muda bergambar Kucing, yang tak salah lagi topi itu milik putri yang hendak memasuki kereta.

"Putrii...!!!"
"Kumohon dengarlah."
"Kumohonn.."
"Putri..!!"

Tapi sayang, dia sudah masuk ke kereta,
Namun yusril tidak menyerah dia berlari sambil meneriaki nama Putri berulang kali,
Dan kereta sudah berjalan namun masih saja dia tidak mendengarnya karena suasana yang ramai di stasiun tersebut.

Yusril kemudian keluar dari stasiun dan kembali berlaru mengejar kereta tersebut, dan masih meneriaki nama putri dan akhirnya Putri merasakan keberadaanya, dia melihat keluar jendela.

Seorang laki laki sedang berlari di tepi jembatan, dan putri membuka jendela.
Yusril pun terhenti dari larinya dan

"Puuttrii..!!!!! Saya... Saya sangat mencintaimuuuuuu..!!!!!!!!" teriakan terakhir yusril yang berlinang air mata.

Putri pun mendengarnya, dia pun juga tak sanggup menahan derasnya air mata yang keluar dari matanya di gerbong kereta.

••TAMAT••

Share this

Related Posts

Next
« Prev
Previous
Next Post »

7 komentar

komentar